RSS : Articles / Comments


Tantangan dan Misteri Mesir

05.53, Posted by M. Hizbullah, No Comment

Rahmat Allah sangat tampak jelas dalam kehidupan kita. Diantara lautan rahmat-Nya, kita bisa menginjakkan kaki di Mesir. Sebagai pendatang kita harus tahu apa itu Mesir. Mesir adalah sebuah negara yang pernah ditata oleh nabiyullâh Yusuf 'alaihi salâmullâh, tapi juga negeri yang masih menyimpan jasad Fir'aun 'alaihi la'natullâh; tanah yang dirubah menjadi markas hidayah oleh Amr bin Ash dan Uqbah bin Amir Al-Juhany ridhwânullâhi 'alaihimâ, tapi juga digubah menjadi kerajaan Ratu Cleopatra yang dihiasi panggung perselingkuhan dengan Julius Caesar, sang pembesar Romawi; negeri di mana bersemayam imam-imam besar seperti: Imam Syafi'i, Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Ibn Athaillah As-Sakandary, tapi juga negeri Omar Sharef, si bintang Hollywood dan Amr Diab, si raja disko Arab.
Dulu setiap orang yang masuk Mesir selalu membaca tulisan-tulisan besar di sudut kota "Ya Zaira Mishr! Mitslaka Katsir!" Artinya, kalau kita datang ke Mesir sebagai pedagang, di sana para bisnisman yang lebih beken tak terdata jumlahnya; kalau kita permisi sebagai kyai, di sana ulama yang lebih wara' tak terbilang jumlahnya; kalau kita keliling sebagai maling, maka preman yang lebih jagoan tak terhitung bilangannya. Jadi, Mesir ibarat lautan. Kalau kita pandai menyelam, akan mendapatkan mutiara-mutiara yang tiada tara. Namun kalau tak pandai menyelam, hanya akan mendapat serpihan kotoran bangkai dan gumpalan tai-tai ikan. Maka, berhati-hatilah hidup di Mesir dan carilah pemandu yang bijak.

Menyelam ke dalam samudra adalah suatu usaha yang tidak mudah, sebab untuk berhasil sampai ke dasarnya diperlukan 3 perkara: pakaian selam, masa menyelam, dan tertib menyelam. Seorang penyelam harus rela mengganti busana daratan dengan pakaian selam agar leluasa dibawa beraksi ketika di dalam lautan. Sebab tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan mutiara yang kelak dipersembahkan kepada putri raja. Seorang penyelam harus mau mengorbankan masa yang panjang, sebab yang dituju adalah lubuk yang terdalam, di mana keping-keping tiram yang menjadi rumah mutiara berserakan di dasarnya. Dan seorang penyelam tidak pernah terkesan dengan ikan-ikan hias yang berlalu-lalang di sekitarnya, sebab tujuannya hanya ingin memungut butir-butir mutiara saja, sehingga kantong yang dibawanya tidak pernah diisi dengan ikan-ikan hias, walaupun tampaknya mengasyikkan apalagi bentuk hiasnya berwarna-warni.

Ini sekelumit nasehat, semoga bisa dijadikan pengingat di saat perantauan di negeri Mesir. Selamat belajar dan bersungguh-sungguh karena akan ditunggu oleh orang tua, keluarga dan umat semuanya.

No Comment